Terus Mengalir




































































































































Mahfud MD dan Batu Bertuah Peramal dari India

Muhammad Taufiqqurahman - detikNews





























































Ketua MK Mahfud MD.
Jakarta - Pada awal November 1999 ketika masihmenjabat sebagai Pembantu Rektor I di UII Yogyakarta, Mahfud MD kedatangan tamu seorang keturunan India. Tamu yang ternyata peramal itu menyatakan bahwa garis kariernya yang akan melaju pesat.

Inilah awal ramalan Mahfud dan pemberian batu 'bertuah' oleh peramal India tersebut. Ini diceritakan Mahfud dalam biografinya berjudul "Terus Mengalir" tulisan di Rita Triana Budiarti di bab Tak Percaya Ramalan yang diluncurkan di kantor MK, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (4/3/2013).

"Oh Bapak! Saya sama bapak saja. Bapak ini punya aura," kata pria itu kepada Mahfud.

Mahfud yang tidak percaya terhadap hal-hal mistis menerima tamunya itu karena tidak ingin membuatnya tersinggung. Di dalam ruangan kerjanya, peramal itu memeriksa telapak tangan Mahfud dan mengatakan bahwa sebentar lagi Mahfud akan berpindah kerja di Jakarta.

"Ah bagaimana saya mau pindah ke Jakarta? Saya kan sudah menetap di sini. SK saya pegawai negeri sipil," kata Mahfud menerangkan.

"Tidak, Bapak diperlukan oleh negara. Bapak mau pindah ke Jakarta. Ini sebentar lagi, minggu ketiga Bapak akan mendapat kejutan promosi," balas pria India itu.

Pertemuan singkat itu selesai. Namun Mahfud mengaku masih tidak percaya. Untuk lebih meyakinkan, pria India itu memberikan secarik kertas dan meminta Mahfud menuliskan warna kesukaannya. Mahfud kemudian menuliskan warna biru di kertasnya dan ternyata peramal itu menuliskan warna yang sama bertuliskan 'blue' di kertas lainnya.

"Sama kan Pak? Ini kesukaan Bapak," kata pria itu.

Sebelum pulang, Peramal itu memberikan sebuah batu berwarna hijau yang berasal dari sungai Gangga. "Bapak pegang saja. Nanti suatu saat diperlukan, mungkin bapak ingat saya," ujarnya.

Setelah peramal pulang, Mahfud yang tidak percaya mistis lantas membuang batu itu di tong sampah meja kerjanya.
Tidak minggu kemudian, ramalam peramal India itu terbukti. Mahfud mendapat kabar SK guru besarnya sudah turun yang berarti golongannya meloncat dari lektor muda menjadi guru besar. Mahfud yang saat itu tengah gembira, tiba-tiba teringat ramalam peramal India tersebut.

Tidak cukup sampai disitu, Mahfud mendapatkan telepon dari Hasballah M Saad yang menjabat sebagai Menteri Urusan HAM. Hasballah meminta Mahfud untuk pindah ke Jakarta untuk menduduki jabatan sebagai staff ahli di bidang peraturan perundang-undangan di Bidang HAM. Mahfud pun menyanggupi permintaan tersebut.

Lagi lagi Mahfud teringat ramalannya. "Orang tersebut meramalkan akan pindah ke Jakarta karena urusan negara dan akan lama di sana," terangnya. Dua ramalan yang terbukti itu membuat Mahfud penasaran.

Mahfud akhirnya mencari batu yang sempat diberikan peramal itu di tong sampah kantornya. Sayangnya, batu itu tidak pernah ditemukan hingga sekarang.

Takdir berkata lain, Mahfud melanjutkan kariernya di Jakarta tetapi bukan sebagai Deputi tetapi sebagai Menteri Pertahanan di era Abdurrahman Wahid dan salanjutnya menduduki jabatan-jabatan lainnya seperti Ketua Mahkamah Konstitusi.

(fiq/lh)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siswi SMK Laporkan Kepala Sekolah Cabul

Lereng Merapi-Merbabu Dari Islam ke Kristen Lalu ke Islam Lagi

Wako Ismet Amzis Berminantu