Negara-negara Arab Teluk Kesal Intervensi Hisbullah di Suriah






Negara-negara Arab Teluk Kesal Intervensi Hisbullah di Suriah

Bahrain larang semua kelompok domestik berhubungan dengan Hisbullah.

ddd

Aksi pasukan pemberontak anti rezim Assad di Suriah
Aksi pasukan pemberontak anti rezim Assad di Suriah
VIVAnews - Negara-negara Arab di kawasan Teluk tengah mempertimbangkan aksi menindak Hisbullah bila milisi pejuang kaum Syiah yang berbasis di Lebanon itu terus ikut campur dalam perang saudara di Suriah. Mereka juga tidak suka dengan campur tangan Hisbullah atas urusan regional di kawasan Teluk Arab.

Demikian ungkap deputi menteri luar negeri Bahrain, Ghanem al-Buainain, terkait pertemuan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) di Jeddah, Arab Saudi, pada Minggu waktu setempat, seperti dikutip kantor berita Reuters. GCC menilai keterlibatan Hisbullah di Suriah merupakan "campur tangan sektarian." 

Namun GCC tidak membahas apakah akan menggolongkan Hisbullah sebagai kelompok teroris, seperti yang sudah diterapkan Bahrain pekan lalu. Liga Arab dan AS sudah mendesak Hisbullah untuk menarik para milisinya dari Suriah. Ini terkait laporan Prancis pekan lalu bahwa sekitar 4.000 gerilyawan Hisbullah dikerahkan untuk membantu pasukan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad untuk menghadapi kelompok pemberontak. 

"Dewan Menteri [GCC] mengecam intervensi Hisbullah di Suriah...dan memutuskan untuk mempertimbangkan tindakan atas setiap kepentingan Hisbullah di negara-negara GCC," kata al-Buainain. 

Dia berbicara dalam jumpa pers usai pertemuan antarmenteri luar negeri anggota GCC. Dewan itu terdiri dari enam negara Arab, yaitu Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, dan Bahrain. 

Negara yang disebut terakhir itu pada Senin pekan lalu melarang semua kelompok politik di dalam negeri untuk berhubungan dengan Hisbullah. Milisi itu dituding bertanggung jawab atas huru-hara beberapa waktu lalu di Bahrain, negara yang mayoritas rakyatnya adalah kaum Syiah namun diperintah oleh penguasa dari kaum Sunni. 

Dikuasai oleh dinasti al-Khalifa, Bahrain dilanda gejolak politik sejak 2011. Sejak saat itu para aktivis di Bahrain gencar menyerukan reformasi politik di Bahrain. 

Namun, Bahrain menuduh Hisbullah dan Iran, yang merupakan pendukung milisi Hisbullah, sebagai penyulut kekacauan di negaranya. Tuduhan itu dibantah Iran dan Hisbullah walau kelompok itu gencar mengritik cara pemerintah di Manama dalam menangani para pemrotes.  (umi)
Renne R.A Kawilarang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siswi SMK Laporkan Kepala Sekolah Cabul

Lereng Merapi-Merbabu Dari Islam ke Kristen Lalu ke Islam Lagi

Wako Ismet Amzis Berminantu