Militer Kawal 18 Imam Asal Palestina



Hari Ahad, (30/06/2013), setelah dibawa dari Ma’bar (Perbatasan Palestina-Mesir), menuju Cairo International Airport, dengan pengawalan ketat Militer Mesir, tiga dari 18 Imam asal Palestina yang direncanakan akan berangkat menuju Indonesia (04 Juli 2013), Malaysia (O2 Juli 2013), dan Inggris akhirnya mendapatkan izin bertemu dengan crew Kaironesia yang bekerjasama dengan Panitia Sahabat Al Aqsha.
Mereka adalah Dr. Wail Al Zard, Abu Anas, dan Syeikh Mudzaffar. Keduanya  dijemput oleh panitia,  sampai di penginapan pada pukul 01.30 (30/06/2013), di Mantiqah ‘Asyir, Kairo. Sedangkan Syeikh Muzaffar menginap di rumah keluargnya di Kairo.
Mereka adalah delapan di antara imam asal Palestina yang akan menuju Indonesia  selama Bulan Ramadhan 1434 H mendatang yang diselenggarakan oleh Sahabat Al Aqsha (SA).
“Para Imam InsyaAllah akan menyebar selama bulan Ramadhan ke empat belas kota di Indonesia,” jelas Dzikrullah, dari Sahabat Al Aqsha.
“Baru tiga Imam yang diberi izin meninggalkan Bandara oleh pihak militer, para Imam yang berumur di bawah 40 tahun masih ditahan di Bandara, karena dikhawatirkan ikut berdemo dengan para demonstran di Maidan Tahrir,” terang Abdillah, panitia yang menjemput para Imam.
Demonstrasi Besar-besaran
Seperti diketahui, demonstrasi yang dilancarkan oleh pihak oposisi pada tanggal 30 Juni membuat suasana Mesir menjadi kian memanas.
Menurut Dr. Aiman Ali, Penasehat Presiden Mesir, jumlah demostran pihak oposisi penentang Presiden Mohammad Mursy di Muzaharat Jum’ah, mencapai jumlah 37 Ribu. Sementara demostran pendukung Presiden Mohammad Mursy yang berkonsentrasi di  depan Masjid Rabi’ah Al Adawiyyah tidak kurang dari 350 ribu orang, sebagaimana diberitakan oleh Al Masry Al Youm, (30/06/2013).
Begitupun daerah perbatasan Mesir-Palestina, pintu masuk menuju Sinai Utara dijaga ketat oleh Militer Mesir bersenjata lengkap.
“Saat kami hendak menjemput para Imam di Perbatasan, ternyata mereka sudah dibawa oleh militer menuju Bandara . Mobil kami baru mendekat saja, terlihat tentara penjaga sudah menodongkan senjata laras panjang ke arah kami. Dari mulai isi tas, baju, semua digeledah, kendaraan kamipun diperikasa oleh sensor pendeteksi bom,” terang Dhomaz Manggala Bhagaskara, Ketua Panitia penjemputan, saat ditemui di penginapan sepulang dari lokasi.
“Kami hendak shalat Isya’ dan Mahgrib dijama’ terlebih dahulu, kemudian istirahat, dan besok pagi InsyaAllah akan kita bicarakan perihal sahabat-sahabat kita yang masih tertahan di Bandara,” tambah Dr. Wail Al Zard, sebagaimana disampaikan oleh Bagas ketika ditanya tentang kelanjutan para Imam yang masih tidak boleh keluar dari kawasan Bandara.
Syeikh 'Ahid Zino, Imam Masjid 'Umari Al-Kabir, memasang sendiri spanduk SIRAMAN MANIS. foto: Sahabat Al-Aqsha

Seperti diketahui, selama Ramadhan, Sahabat al Aqsha menyelenggarakan program SIRAMAN MANIS,singkatan dari “Silaturrahim Ramadhan Imam-imam Suriah dan Palestina ke Indonesia”.

Dalam program ini,  selama bulan suci Ramadhan para Imam muda huffazh al-Quran dari dua bagian negeri Syam akan bermukim di 14 kota Indonesia untuk mengimami shalat tarawih atau qiyamul lail serta menyambung tali kasih sayang antara rakyat Indonesia dengan rakyat Suriah dan Palestina.*/Rizqi,Kaironesia

Sumber : hidayatullah.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siswi SMK Laporkan Kepala Sekolah Cabul

Lereng Merapi-Merbabu Dari Islam ke Kristen Lalu ke Islam Lagi

Wako Ismet Amzis Berminantu