Postingan

Menampilkan postingan dari Juni 20, 2013

‘Saya Menolak Menjadi Bagian dari Penjajahan’

Gambar
Remaja ‘Israel’ yang Menentang Wajib Militer: ‘Saya Menolak Menjadi Bagian dari Penjajahan’ Natan Blanc, seorang remaja “Israel” saat berjalan menuju penjara militer Zionis, setelah ia menolak wajib militer “Israel” untuk kedelapan kalinya SALAM-ONLINE:  Remaja ini baru berusia 19 tahun. Ia bernama Natan Blanc dan berasal dari kota Haifa, wilayah pendudukan “Israel”. Natan telah menikmati 120 hari penjara karena menolak wajib militer dari otoritas “Israel”. Alasan Natan menolak wajib militer “Israel”, karena protesnya terhadap operasi Cast Lead. Saat itu “Israel” menyerang Jalur Gaza selama tiga minggu di akhir tahun 2008 hingga awal Januari 2009. Kebijakan pertahanan militer “Israel” telah memperkenalkan wajib militer di tanah jajahan itu sejak 1949. Wajib militer “Israel” dikenakan pada remaja putra mulai dari umur 18 tahun. Natan telah menolak wajib militer “Israel” tersebut hingga 8 kali pemanggilan. Berbicara dengan Sawsan Khalife, kontributor dari Electronic Intifadha

"Pejuang Kita Semakin kuat, dengan Izin Allah"

Gambar
Dr. Samih Hajjaj, Mufti Jihad Islami, Gaza, Palestina "Pejuang Kita Semakin kuat, dengan Izin Allah"       Hidayatullah.com-- Di masa gencatan, rakyat Gaza tetap waspada dan bersiap diri.  Fraksi-fraksi perlawanan seperti Hamas dan Jihad Islam menggunakan masa tenang dengan melakukan pembinaan akidah dan ilmu-ilmu lainnya. Demikian dikatakan Kepala Hamas Gaza Utara, Mustafa al-Qanu' dan Mufti Jihad Islami, Samih Hajjaj yang  hidayatullah.com  temui secara terpisah di Gaza 24-25 Desember. "Itu yang terus kami asah. Akidah dan nilai-nilai jihad terus kami sosialisasikan," kata Mustafa Qanu'. Samih Hajjaj memandang gencatan senjata sebagai rehat sebentar. "Pertempuran ini belum berakhir sepenuhnya," kata Samih Hajjaj ulama Jihad Islami lulusan program doktor dari al-Azhar ini. Samih menambahkan, pertempuran selama 8 hari pertengahan November lalu di Gaza sebagai perang terakhir sebelum pertempuran akhir zaman antara kaum mu

Ummu Nidhal Malah Bagi-bagikan Manisan

Gambar
Tiga Putranya Syahid, Ummu Nidhal Malah Bagi-bagikan Manisan     Hidayatullah.com-- Apa yang akan dilakukan seorang ibu jika mendapati anak kesayangannya mati terbunuh? Marah, menangis sejadi-jadinya, atau minimal sedih berkelanjutan. Tapi yang demikian tidak berlaku bagi Ummu Nidhal Farhat. Seorang ibu  yang tinggal di kawasan Syuja'iyyah, Jalur Gaza ini malah bersyukur saat mendapati putranya tewas diberondong tentara Zionis "Israel". Bukan cuma satu putra, tapi tiga orang putranya gugur sebagai syahid, insyaAllah, di medan tempur melawan Zionis. Hidayatullah.com  dan tim Sahabat Al-Aqsha sempat diantar berkunjung kerumah Ummu Nidhal yang berlokasi di kawasan padat penduduk. Rumahnya terletak di ujung gang buntu yang pas-pasan dilalui satu mobil. Bangunan bertingkat yang sederhana tanpa pilar-pilar dan balkon nan megah. Saat itu disambut ketiga putra Ummu Nidhal. Sementara Ummu Nidhal menunggu di ruang tamunya. Ruangan berukuran sekitar 3,5 x 4 met

40 Meter Dari Pagar Zionis

Gambar
40 Meter Dari Pagar Zionis   Jika seseorang mendekat hingga 13 meter dari kawat tentara Zionis akan menembak kaki   Hidayatullah.com  |  SahabatalAqsha.com --Jika sebelumnya  hidayatullah.com  dan tim Sahabat Alaqsha berlayar mencicipi batas laut Gaza yang bertambah usai perang, kali ini  hidayatullah.com berkunjung ke daerah pertanian yang berbatasan dengan pagar kawat berduri Zionis. Wilayah itu bernama kawasan pertanian Jabaliya Timur di bagian utara Jalur Gaza. Sebelum perang 8 hari di bulan November lalu, petani Gaza hanya boleh mendekat sekitar 2 kilometer dari pagar.  Helikopter Apache, pesawat tempur F16, pesawat tanpa awak Israel mengintai siang dan malam. Ahmad, 24 tahun, seorang Arab Badui petani setempat mengatakan, dulu serdadu-serdadu Israel bercokol dengan tank beberapa puluh meter saja dari rumahnya. "Mereka menembaki kambing kami tanpa alasan," kata Ahmad yang rumahnya berjarak sekitar 1 kilometer dari pagar kawat Zionis ini. Usai perang

Tolak Hadiah dari Kementerian Luar Negeri ‘Israel’

Gambar
Dubes Afrika Selatan Tolak Hadiah dari Kementerian Luar Negeri ‘Israel’   Ismail Coovadia   Hidayatullah.com  |  SahabatAlAqsha.com-- Duta Besar Afrika Selatan untuk ‘israel’, Ismail Coovadia menolak ‘hadiah’ dari Kementerian Luar Negeri ‘israel’. ‘Hadiah’ tersebut berupa sertifikat yang menyebutkan bahwa 18 pohon akan ditanam untuk menghormati duta besar Afrika Selatan yang juga disponsori oleh Dana Nasional Yahudi (JNF). Seperti dikutip dari situs  Middle East Monitor, langkah Coovadia ini semakin mempertegang hubungan antara Afrika Selatan dengan ‘israel’. “Saya telah mendukung perjuangan melawan aparteid di Afrika Selatan dan sekarang saya tidak akan menjadi pendukung atas apa yang saya saksikan di ‘israel’ yang merupakan sebuah replika dari aparteid,” ujar Coovadia dalam suratnya kepada ‘israel’. Sebuah film dokumenter,  Under the Forest,  yang dirilis pembuat film pemenang  Emmy Award, Mark Kaplan dan sarjana Yahudi di Cape Town, Heidi Grunebaum menggambarkan

Yahudi Tabrak Bocah Palestina di Hebron secara Sengaja

Gambar
Penganut Yahudi Tabrak Bocah Palestina di Hebron secara Sengaja   Foto: PIC   Hidayatullah.com-- Seorang warga zionis Yahudi menabrak seorang bocah Palestina di Hebron, selatan Tepi Barat sementara itu pasukan penjajah melakukan penggeledahan di sejumlah baldah di sana. Dikutip  Pusat Informasi Palestina  (PIC), Sumber keamanan Palestina menyebutkan seorang bocah Palestina bernama Amer Ahmad Jaber (4) sengaja ditabrak warga pemukim Yahudi di Kota Tua Hebron kemarin sore Selasa. Korban langsung dievakuasi ke RS. Bahkan warga Yahudi tanpa belas kasihan melepaskan anjingnya ke arah warga Palestina dan gembalaan kambing mereka di desa Nabi dekat baldah Yatha. Pasukan zionis penjajah juga menggerebek desa Daorah, sementara pasukan khusus zionis menyerang baldah Samu tanpa ada penangkapan. Pasukan zionis memasang perlintasan militer di gerbang kamp pengungsi Faura dan gerbang baldah Daora. Sebelum ini, Oktober 2010, tiga bocah Palestina di kawasan Silwan, Al-Quds (Yerus

“Satu Juta Yahudi Ubah Wajah Timteng”

“Satu Juta Yahudi Ubah Wajah Timteng” Resensi Buku/Adnan Abu Amer "Satu Juta Yahudi Mengubah Wajah Timteng", buku karangan Leli Gelali dan Roman Branvaman berbahasa Ibrani ini mengungkapkan data sejarah imbas dari eksodus 1 juta warga Yahudi Uni Soviet (kini Rusia) ke Israel antara tahun 1990 dan 2010. Eksodus ini yang mengubah secara drastic wajah negara ‘Israel’, dalam pertumbuhan penduduk. Pengarang menyebutkan ini sebagai Bom Demografi Palestina.    Tahun 1970-an Yahudi Rusia mulai eksodus ke Palestina. Namun eksodus besar-besaran mereka baru terjadi pada tahun 1990-an setelah Uni Soviet runtuh total karena krisis sosial dan ekonomi. Tepatnya tahun 1989-1993 terjadi eksodus besar-besaran ke Palestina. Sebagian besar mereka tak memiliki hubungan dengan zionis (‘Israel’) di tempat lama mereka. Sebagian besar mereka dari Rusia dan Ukraina, Rusia kulit putih, Asia tengah. Karenanya, mereka tidak memiliki apresiasi terhadap ‘negeri mereka Israel’. Data resmi U

Pendukung Naiknya Harga BBM Seperti ‘Sekawanan Bebek’ yang Mudah Diatur

Gambar
Prof Iberamsjah Sebut Parpol Pendukung Naiknya Harga BBM Seperti ‘Sekawanan Bebek’ yang Mudah Diatur Prof Dr Iberamsjah JAKARTA (SALAM-ONLINE):  Guru besar ilmu politik dari Universitas Indonesia (UI) Iberamsjah mengatakan, rakyat akan menghukum partai politik yang pro alias mendukung opsi kenaikan harga BBM bersubsidi. Pasalnya, kenaikan harga BBM bersubsidi hanya akan menambah beban hidup rakyat. “Partai yang mendukung kenaikan BBM tidak akan dipilih lagi oleh masyarakat di (Pemilu) 2014,” kata Iberamsjah kepada Republika, Senin (17/6/2013). Iberamsjah menyayangkan sikap partai koalisi yang tidak kritis terhadap rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Dia mengibaratkan partai-partai itu seperti sekawanan bebek yang mudah diatur. “Mereka itu (Golkar, PKB, PPP, PAN) partai politik bebek karena hanya mengikuti Demokrat,” ujarnya. Kata Iberamsjah, partai koalisi bersikap pragmatis menyikapi kenaikan harga BBM. Mereka tidak berpikir jernih dan kritis akan dampak kenaikan ha