Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober 17, 2013

Kebangkitan Bangsa Indonesia

Kebangkitan Bangsa Indonesia Semangat dan berani tentukan target Dalam beberapa wawancara, pelatih nasional tim sepakbola U-19 tahun, Indra Sjafri menegaskan bahwa kunci kemenangan timnya adalah karena anak asuhnya tak mau martabatnya diinjak-injak bangsa lain. Kata-kata ini membakar semangat semua pemain Indonesia. Maka, yang terjadi, mereka tampil dengan percaya diri dan semangatnya menggerus Korea Selatan 3-2. Tak ada lagi cerita Korea sebagai dedengkot sepak bola Asia tak bisa dikalahkan. Masih menyoal Korea. Terus terang harus diakui, bila dahulu negeri ginseng ini berada di bawah bayang-bayang Jepang tapi sekarang, sejajar. Dalam sejarah, pada era 1910-1940-an, Korea berada di bawah kekasiran Jepang. Namun, setelah Jepang menyerah pada sekutu 1945, negeri ginseng berbenah. Ada satu semangat di dada orang Korea, bahwa mereka tidak kalah dari Jepang. Masa "turning point" itu terjadi di sepak bola. Pada Piala Dunia 2002 yang digelar di Korea-Jepang, Timnas Korea

Ada Apa Dengan Timnas U-19

Ada Apa Dengan Timnas U-19 Inilah kelemahan Timnas U-19 di mata Indra Sjafri Penampilan cemerlang yang ditunjukkan Timnas Indonesia U-19 di dua ajang yakni Piala AFF U-19 serta Kualifikasi Piala Asia U-19 rupanya masih belum membuat pelatih Indra Sjafri puas. Pria asal Sumatra Barat itu menyebut skuatnya masih memiliki satu kelemahan yang sangat mengganggu, dan harus segera bisa dicari solusinya. "Masih lemah ketika mengantisipasi bola-bola atas. Dua bek tengah juga memiliki kelemahan saat berbalik badan. Maka dari itu, saat pertandingan lawan Korsel yang dicegah adalah proses bola mati dan umpan silang," ungkap Indra kepada para wartawan. Kelemahan ini bukan baru-baru ini saja disadari oleh Indra, namun sudah sejak laga pertama Piala AFF U-19 kontra Brunei Darussalam di Sidoarjo bulan lalu. "Para pemain masih dalam proses belajar. Perlahan-lahan akan kami perbaiki. Namun, sebenarnya kekurangan-kekurangan itu mulai mengalami perbaikan," tukas eks pemain PSP t

Siapa Bunda Putri dan Mengapa Akil Mochtar

Siapa Bunda Putri dan Mengapa Akil Mochtar Mari berpikir positif sejenak: memang benar,  SBY  sama sekali tidak mengenal Bunda Putri, sebagaimana amarah "1.000 persen" atau "2.000 persen" yang dilontarkan saat jumpa pers di Halim Perdanakusuma beberapa hari lalu. Mari berprasangka baik terlebih dahulu: memang benar,  Akil Mochtar  tidak menerima suap apalagi memeras, sebagaimana cucuran air mata yang menegaskan bahwa dirinya hanya dijebak saat ditangkap KPK. Pikiran positif dan prasangka baik, perlu setidaknya untuk sementara waktu, agar kita bisa memahami apa yang terjadi. Bukan untuk membela  SBY  dan memaklumi Akil, tetapi sekadar untuk memuaskan rasa penasaran. Secara normal, akal sehat kita tak bisa menerima Bunda Putri yang tidak jelas asal usulnya, bisa mempengaruhi pergantian kabinet. Nalar kita juga menolak, seorang hakim terhormat berpendapatan Rp 100 juta, mau menerima uang suap, satu atau dua miliar. Jadi, kira-kira apa yang terjadi? Bunda Putri mung