Postingan

Menampilkan postingan dari Juni 5, 2014

KEBOHONGAN HARUS 'MENTAL'

Gambar
Terkuaknya kasus Artikel ‘Revolusi Mental’, Jokowi Diminta Tak Lagi Berbohong JAKARTA : Sebagai calon pemimpin bangsa besar, Joko Widodo (Jokowi ) disarankan untuk tidak lagi melakukan pembohongan publik. Pernyataan ini disampaikan dosen Universitas HAMKA (UHAMKA), Jakarta, Alfian Tanjung, menanggapi polemik munculnya sebuah artikel berjudul “Revolusi Mental” di dua media nasional baru-baru ini. “Dalam kasus ‘revolusi mental’ ini jelas sebuah pelacuran intelektual. Dengan kasus itu menunjukkan  tidak adanya orisionalilas pada Jokowi,” demikian disampaikan Alfian Tanjung, sebagaimana dikutip  hidayatullah.com,  Selasa (13/5). Menurut Alfian, Jokowi adalah calon pemimpin dari sebuah bangsa besar, Indonesia, tidak seharusnya melakukan ‘pembohongan’, apalagi mengeluarkan gagasan yang bukan miliknya di depan publik. Sebab itu sama halnya dengan pembohongan dan tidak sehat bagi bangsa ini. Menurutnya, kasus pembohongan publik seperti ini tak boleh terus dilakukan Jokowi. Apalag

anggota DPR RI dari PDIP Jalaluddin Rakhmat

Istri Jalaluddin Rakhmat: Kami Sudah Dapat Restu Syiah Internasional Dukung Jokowi Sepanjang pemilu di Indonesia, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden, baru kali ini Syiah terang-terangan menyatakan dukungannya. Bahkan, mereka tidak hanya mengatasnamakan Syiah secara nasional, tetapi juga “melibatkan” restu dan dukungan syiah internasional. "Kami sudah dapat restu dari para ulama Syiah internasional untuk dukung Jokowi," kata Emilia Renita, saat menghadiri Forum Pemimpin Gereja-gereja Indonesia dukung Jokowi di Galeri Cafe Cikini Jakarta, Jumat (30/5) malam, seperti dikutip  Bisnis.com , Sabtu (31/5). Emilia mengatakan saat ini, para pengikut Syiah di Indonesia diperkirakan mencapai 3 juta orang termasuk 800 orang pengurus. Oase yang dipimpinnya merupakan salah satu lembaga binaan Syiah bersama Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) dan organisasi lainnya. Emilia berharap jika terpilih nanti, Jokowi bisa menyelesaikan konflik antaragama yang saat ini semakin m

HEBOH KPK

Suswono (PKS) : Saya Serahkan Gratifikasi Rp 1,2 M ke KPK, tapi Tidak Heboh Kayak Penyerahan Gitar Jakarta .  Menteri Pertanian Suswono bicara terang-terangan soal uang gratifikasi yang diterimanya saat menjadi anggota DPR periode 2004-2009. Semasa memimpin Komisi IV DPR, Suswono mengakui menerima uang grativikasi sebesar Rp1,2 miliar. Uang tersebut sudah dilaporkan dan diserahkannya kepada KPK. “Selama 2007-2008, saya mendapatkan kurang lebih Rp1,2 miliar,” kata Suswono saat bersaksi untuk Anggoro Widjojo, terdakwa suap revatilisasi SKRT di Kemenhut, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (4/6/2014). Tapi Suswono mengaku sengaja tidak ‘mempublikasikan’ penyerahan duit yang diterima ke KPK. “Saya sudah cukup banyak menyerahkan gratifikasi. Cuma cara penyerahan saya tidak kayak penyerahan gitar, artinya tidak heboh,” ujar Suswono usai bersaksi. Suswono menegaskan pejabat negara wajib melaporkan penerimaan gratifikasi ke KPK karena itu uang-uang yang diterima Suswono saat d

Pangeran Charles mencerminkan kekagumannya pada Islam

Gambar
Kehancuran Umat Manusia karena Kehidupan yang Bertentangan dengan Prinsip Islam #Untuk Bisa Membaca Al-Qur’an, Pangeran Charles Belajar Bahasa Arab# LONDON :  Laporan dari Inggris mengungkapkan bahwa Pangeran Charles, pewaris tahta kerajaan Inggris yang mengunjungi Arab Saudi saat ini dalam turnya di Timur Tengah, mencoba belajar bahasa Arab sejak enam bulan lalu agar bisa membaca Al-Qur’an dalam bentuk aslinya. Juga, bisa berbicara beberapa kata bahasa Arab ketika kunjungannya ke timur tengah. Sang Pangeran disebutkan sangat tertarik dengan wilayah tersebut. Menurut surat kabar  Sabaq,  ketika berada di sebuah acara di Qatar untuk orang-orang yang telah lulus dari sejumlah universitas di Inggris, Charles merasa kesulitan untuk menyerap bahasa Arab. Ia mengatakan, “Bahasa tersebut masuk dari satu telinga dan keluar dari telinga yang lain.” Sebelumnya ia telah memulai studi bahasa Arab namun keburu menyerah karena ketidakmampuannya untuk menyimpan sesuatu dari kata-kata Ara