SEMANGAT


Dream - Menjadi seorang pimpinan atau bos perusahaan tak membuat Anda bisa berbuat seenaknya. Banyak etika dan perilaku harus dijaga demi masa depan perusahaan. Tak heran mengingat gerak tubuh hingga bahasa seorang bos memiliki dampak yang luar biasa pada karyawannya.
Semakin baik pimpinan perusahaan, semakin banyak karyawan yang aktif terlibat dalam perusahaan. Alhasil, performa perusahaan dan pegawai juga semakin meningkat.
Mengutip Businessinsider, Kamis, 12 Februari 2015, sebuah studi yang melibatkan 2.500 pimpinan di sebuah perusahaan jasa keuangan, menyimpulkan jika ucapan yang keluar dari mulut bos ternyata berdampak besar pada karyawannya.
Studi itu menyebutkan jika karyawan bekerja untuk pimpinan yang buruk, tingkat keterlibatan, kepuasan dan komitmennya hanya 4 persen. Sebaliknya, tingkat keterlibatan, kepuasan dan komitmen karyawan semakin meningkat hingga 92 persen jika bekerja untuk pimpinan yang baik.
Para Bos yang baik biasanya akan mendorong karyawannya dengan kata-kata inspiratif agar tercapai tingkat keterlibatan yang lebih besar dan performa perusahaan yang lebih baik. Namun ingat, ada satu kata yang haram diucapkan oleh seorang Bos. Kata haram itu adalah 'saya menyerah'.
Kesimpulan ini bukan ucapan semata. Ada sebuah kisah tentang ruginya mengatakan 'aku menyerah' yang ditulis seorang pengembang software dan atlet triathlon bernama Patricia Walsh. Dalam bukunya Blind Ambition, Walsh bercerita tentang seorang wanita yang bertekad menyeberangi Kanal Inggris. Itu adalah impiannya, obsesinya untuk menyelesaikan tantangan tersebut.
Pertama kali dia gagal. Dan kedua kalinya gagal juga. Namun, pada saat upaya ketiga, dia bekerja lebih keras dari sebelumnya. Dia berlatih fisik dan menyiapkan mental semaksimal mungkin agar bisa meraih keinginannya. Dia yakin bahwa yang ketiga ini akan menjadi kemenangan baginya.
Setelah berenang lebih dari 20 mil dalam air yang dingin, dia berada hanya 400 meter dari pantai seberang. Namun dia berhenti karena kelelahan. Tragisnya, saat ia mendekati pantai tersebut, kabut tebal menyelimuti dirinya. Dia menjadi bingung -buta dengan lingkungannya. Dia tidak bisa melihat pantai, dia tidak tahu seberapa dekat -atau seberapa jauh- untuk mencapai tujuannya.
Diliputi kelelahan dan ketidakpastian, wanita ini menyerah, naik ke perahu penyelamat. Namun saat melihat ke arah pantai seberang, ternyata perjalanannya tinggal beberapa meter saja. Barulah kemudian ia menyadari tentang kesalahannya yang mudah menyerah.
Bila Anda berpikir Anda berada di ujung tali dan memutuskan untuk pergi, ingatkan diri Anda pada cerita ini. Ketahuilah bahwa meskipun Anda tidak dapat melihat titik akhir, tujuan Anda masih dalam jangkauan. Jauhkan keraguan, abaikan rasa sakit dan kelelahan, dan tetap fokus pada pencapaian tujuan Anda.[dream.co.id]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siswi SMK Laporkan Kepala Sekolah Cabul

Lereng Merapi-Merbabu Dari Islam ke Kristen Lalu ke Islam Lagi

Wako Ismet Amzis Berminantu