Innalillah, KH Ahmad Warson, Penulis Kamus Arab Al Munawwir Berpulang
Kamis, 18 April 2013
Hidayatullah.com—Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raajiun. Telah berpulang KH Ahmad Warson Munawwir Pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta pada hari Kamis (18/04/2013) sekitar pukul 06.00 WIB. Jenazah dimakam Dongkelan Bantul dan diberangkatkan dari PP Al-Munawwir Krapyak pukul 16.00 WIB.
"Beliau adalah guru utama kami, KH. Ahmad Warson Moenawwir, pengasuh PP Al Munawwir Krapyak, penyusun Kamus Al Munawwir. Inna lillahi wainna ilaihi rajiun. Rahimahullah wa ghafaralahu wa askanahu fasiha jannatih. Semoga keluarga dan kaum muslimin diberi kesabaran dan keteguhan. Amiin..." kata Ustad Afif Hasbullah, cucu KH Ali Maksum sebagaimana dikutip krjogja.com.KH Warson Munawwir merupakan salah satu putra pendiri PP Al-Munawwir Krapyak, KHM Moenawwir. Selama ini beliau aktif mengasuh PP Al-Munawwir yang berada di barat Jalan KH Ali Maksum. Selain itu almarhum juga pernah aktif di partai politik. Pernah menjadi Ketua Dewan Syuro DP PKB DIY. Lima tahun lalu juga ikut membidani kelahiran Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU).
Almarhum meninggal dunia dalam usia 80 tahun dan dikenal sebabagai penyusun Kamus Arab-Indonesia Al-Munnawir kamus Bahasa Arab-Indonesia terlengkap dan paling tebal di Indonesia. Kamus raksasa ini termasuk best seller, sehingga sampai dicetak berulangkali dan sangat fenomenal di Indonesia.
Kamus setebal 1634 halaman itu menjadi satu diantara peninggalan keilmuan KH Ahmad Warson yang juga murid dari KH Ali Maksum pengasuh awal Ponpes Krapyak setelah ditinggal pendirinya KH M Moenawir pada Juli 1942.
“Sejak kecil, Bapak (KH Ahmad Warson-red) dididik oleh Mbah Ali. Dari beberapa murid Mbah Ali, bapak punya kelebihan soal perbendaharaan bahasa, sehingga bapak oleh Mbah Ali didorong untuk mewujudkan kamus terlengkap ini,”kata Suhadi Khozin, pengurus Pondok sekaligus orang kepercayaan KH A Warson, dikutip jogja.tribunnews.com, Kamis (18/4/2013).
Menurut Suhadi yang sempat ikut membantu membuat cetakan Kamus Arab Indonesia yang disusun KH Ahmad Warson itu adalah karya terbesar almarhum dibidang keilmuan. Sebab kamus itu digunakan sebagai acuan untuk bendahara kosakata terjemahan kitab kuning berbeda dengan bahasa Arab pada umumnya.
Sementara itu, pihak penerbit Pustaka Progressif, penerbit di mana Kamus Al Munawir dicetak menceritakan kamus ini dicetak sekitar 10 ribu-15 ribu per tahun.
Kepada penerbit ini, almarhum sempat bercerita beberapa rencana-rencana terakhir.
Saat terakhir ke Jogja, beliau banyak cerita pada, pak Zuhair (bagian produksi Pustaka Proressif, red) tentang rencana dan program-program amal beliau. Misalnya tentang rencananya membangun masjid dan pesantren, “ demikian ditirukan Ishom Baktir, Direktur Pustaka Progressif kepada hidayatullah.com.*Rep: Panji Islam
Red: Cholis Akbar
Komentar