Wow, Macan Tutul Asik Gegoleran di Halimun Salak

Wow, Macan Tutul Asik Gegoleran di Halimun SalakWow, Macan Tutul Asik Gegoleran di Halimun Salak

Foto macan tutul Jawa, hewan yang masuk kategori dilindungi ini terekam kamera bersensor khusus. Kamera ini disebut juga camera trap. CIFOR

TEMPO.COBogor - Seperti kucing pada umumnya, macan tutul juga suka bermain-main. Apalagi jika kucing besar ini berada di rimba belantara yang menjadi rumah mereka.

Seperti yang tampak pada potret hasil kamera jebak di hutan Taman Nasional Halimun Salak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 

Potret yang diambil Age Kridalaksana, seorang ekolog dari Center for International Forestry Research (Cifor), ini menunjukkan seekor macan tutul dewasa yang sedang asikgegoleran di lantai hutan.

Macan tutul yang tertangkap kamera jebak berjenis kelamin jantan. Ini diketahui saat si totol sedang telentang yang memperlihatkan alat kelaminnya.

Yang menggembirakan dari potret ini adalah si macan tutul tampak bebas mengekspresikan diri berguling-guling beralaskan seresah daun kering di bawah naungan kanopi pepohonan yang lebat.

"Dia tidak menunjukkan tanda-tanda stres, meskipun baru-baru ini masuk ke daftar merah spesies terancam punah," kata Kridalaksana, seperti dikutip Newscientist, Kamis, 23 mei 2013.

Keberadaan macan tutul yang terekam kamera pada siang hari ini sangat menggembirakan. Predator puncak rantai makanan ini dikenal sebagai hewan pemalu yang aktif pada malam hari dan sangat sensitif terhadap gangguan.

Kridalaksana dan rekan-rekannya berharap dapat memanfatkan temuan dari kamera jebak ini untuk mempelajari daya jelajah macan tutul dan mencari cara terbaik untuk mengelola habitat mereka.

Populasi macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) terus merosot saban tahun. Jumlahnya kini diperkirakan tersisa 250-700 ekor.

Seekor macan tutul membutuhkan area jelajah seluas 1.000 hektare. Masalahnya, Pulau Jawa kehilangan 2.000 hektare hutan setiap tahun akibat penebangan liar. Taman Nasional Halimun Salak sendiri telah kehilangan seperempat dari daerah aslinya. Luasnya kini turun menjadi 113.000 hektare.

"Jika habitat terus menyusut, macan tutul bisa saling berebut makanan dan tempat tinggal," kata Ken Sugimura, kepala proyek penelitian.

NEWSCIENTIST | MAHARDIKA SATRIA HADI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siswi SMK Laporkan Kepala Sekolah Cabul

Markas Kopassus, Cijantung

Lereng Merapi-Merbabu Dari Islam ke Kristen Lalu ke Islam Lagi