Postingan

Menampilkan postingan dari Maret 28, 2010

BUKITTINGGI JAM GADANG

  Jam Gadang, Kini Tanpa Patung Hermes dan Harimau Artikel Terkait: Bukittinggi, Fort de Kock, Berawal dari Pasar Pradaningrum Mijarto Jam Gadang dilihat dari Pasar Ateh (Pasar Atas). Pasar Ateh dikawal oleh dua patung harimau. Harimau sebagai lambang Agam. Tapi tak ada lagi yang mengawal Jam Gadang. Selasa, 23 Maret 2010 09:18 WIB KOMPAS.com -- London boleh bangga punya Big Ben, tapi Bukitinggi boleh lebih berbangga, tak hanya punya Jam Gadang (Jam Besar), tapi juga pemandangan alam yang tak terbandingkan. Tengok saja Ngarai Sianok, dengan Goa/Lubang Jepang-nya. Belum lagi sederet gunung yang melingkari kota ini. Sebagai tengara kota, Jam Gadang setinggi 26 meter ini dibikin oleh putera Bukittinggi, Yazid Sutan Gigiameh. Dari paparan tim Rehabilitasi Jam Gadang, disebutkan, Jam Gadang dibangun oleh opzichter (arsitek) bernama Yazid Abidin (Angku Acik) yang berasal dari Koto Gadang, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam. Jam yang merupakan hadiah Ratu Belanda