Surat Kaum Kristen pada Paus: ‘Israel Bangun Tembok di Atas Tanah Curian. Hentikan!’




 
Kaum Kristen Palestina dalam sebuah prosesi kematian. foto: Rafah Today
 
Rabu, 01 Mei 2013 
Hidayatullah.com | SahabatAlAqsha.com--Kaum Kristen Palestina yang tinggal di dekat Bethlehem mendesak Paus Fransiskus untuk menolak pembangunan tembok pemisah oleh ‘israel’ yang akan memisah-misahkan masyarakat mereka.
“Kami memohon kepada kekudusan Anda dengan perasaan putus asa agar menjaga harapan kami atas keadilan dan perdamaian,” ujar mereka dalam surat terbuka. “Militer ‘israel’ telah memulai pembangunan tembok di atas tanah curian dari Palestina yang akan memisahkan Bethlehem serta daerah-daerah lain dari Yerusalem dan tempat-tempat suci kami,” sambung surat itu dikutip Maan News.
Surat itu dilayangkan ketika Presiden ‘israel’, Shimon Peres tiba di Itali untuk kunjungan selama tiga hari dimana ia akan bertemu dengan Paus Fransiskus. “Kami dengan hormat meminta Anda memanfaatkan pertemuan ini untuk menyampaikan pesan penting tentang orang-orang Palestina, terutama kasus di Tanah Cremisan, Beit Jala. Kami membutuhkan aksi nyata untuk mengakhiri kekebalan hukum ‘israel’ sehingga kami dapat hidup secara bermartabat di negara kami. Pemilihan Anda menumbuhkan harapan akan adanya perubahan. Kami masih terus berharap,” sebut surat tersebut.
Cremisan
Minggu lalu lalu, pengadilan ‘israel’ memutuskan pembangunan tembok pemisah di atas lembah Cremisan seluas 170 hektar. Banyak umat Kristen Beit Jala bekerja di atas lahan ini juga di kebun-kebun anggurnya. Adanya tembok itu akan memisahkan mereka dari lembah dan dari Yerusalem yang jaraknya lima kilometer.
Pada 2004, pengadilan internasional memutuskan, pembangunan tembok pemisah adalah ilegal dan harus dihancurkan. Di wilayah Cremisan, rute yang dilewati tembok pemisah itu membelok tajam dari Jalur Hijau yang merupakan garis yang disepakati internasional sebagai pembatas antara ‘israel’ dengan wilayah-wilayah yang dikuasai dalam perang enam hari pada 1967.
Namun Kementerian Pertahanan ‘israel’ bersikeras tembok dibangun untuk “melindungi orang-orang ‘israel’ ” dan rute yang diambil tersebut didasarkan pada alasan ‘keamanan’.
“Membangun tembok di Bethlehem bukan saja melanggar hukum internasional tetapi juga mengganggu tatanan sosial warga Palestina dan keberadaan umat Kristen. Memisahkan Bethlehem dari Yerusalem untuk pertama kalinya dalam sejarah akan menghalangi warga Palestina, terutama orang Kristen dari lahan mereka,” ujar anggota partai Fatah, Nabil Shaath.*  

Red: Cholis Akbar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siswi SMK Laporkan Kepala Sekolah Cabul

Lereng Merapi-Merbabu Dari Islam ke Kristen Lalu ke Islam Lagi

Wako Ismet Amzis Berminantu