POLITIK BELI PUTUS POLITIKUS RAKUS

POLITIK BELI PUTUS POLITIKUS RAKUS


Indonesia Diam : "aika", Sudah dimana kita sekarang dalam perjalanan yang cukup melelahkan sejak berabad kita dijajah, berjuang mencapai kemerdekaan, menangis menghadapi pembantaian, terhimpit
dalam percaturan super power, terkurung atas nama pembangunan, menjerit merengut maut disekitar kemewahan sesaat.

"aika" kita lihat cuplikan kecil dari episode dunia politik di negeri ini, yang penuh dengan tipu daya.....


"Sampai saat ini kami dengan teman-teman dan keluarga masih menunggu para tim sukses yang rencananya mau lakukan 'serangan fajar', mulai dari malam ini sampai besok pagi. Bagi kami, siapapun yang datang untuk kasih barang ataupun uang, kami pasti akan terima, tetapi kalau sudah sampai tempat pemungutan suara (TPS), kami sudah punya pilihan sendiri," kata Vinsensius Dua Bala dan Yosef Kefi, dua warga Kefamenanu Utara, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT kepada Kompas.com, Rabu (22/5/2013) malam.
Menurut kedua warga ini, "serangan fajar" sudah menjadi salah satu budaya tersendiri sejak dahulu menjelang pemilihan umum, dimulai dari pemilihan kepala desa sampai pemilihan presiden dan juga legislatif.
"Yang namanya 'serangan fajar' itu bukan barang baru bagi kami, sehingga kami anggap itu adalah rezeki nomplok," jelas Vinsensius.
Hal yang sama juga disampaikan Jon Bansae, warga Desa Tubuhue, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yang mengaku sudah tidak sabar lagi didatangi tim sukses calon gubernur tertentu.
"Bagi kami, paket mana saja yang datang di rumah, kami selalu terbuka dan welcome. Yang penting tujuannya jelas bahwa untuk 'serangan fajar'. Kalau hanya untuk datang dan sekedar bicara dan mengarahkan kami untuk mendukung salah satu paket tanpa kompensasi yang jelas, akan kami tolak, karena bagi kami, semua ini hanya bohong besar. Dari zaman dulu sampai sekarang, kita masyarakat hanya kaya akan janji, tetapi miskin materi," ungkap Bansae.
Sementara itu Alfons Seran, warga Betun, Kabupaten Malaka, NTT mengatakan, siapapun pemimpin yang akan terpilih nanti, tidak akan berpengaruh langsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari, sehingga ketika ada momen 'serangan fajar', harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.
"Menurut saya, 'serangan fajar' adalah momen yang tepat untuk kita perdayai para politisi. Kenapa demikian, karena ketika mereka sudah terpilih nanti, mereka tidak lagi memperhatikan kita. Tidak mungkin pemerintah mau kasih makan kita tiap hari," kata Seran.
Apa yang terjadi dalam pertarunan rapat paripurna semalam (Rapat Paripurna sahkan UU APBN-P 2013)  jelas mencerminkan gambaran nyata dari kondisi sosial masyarakat kita, mereka anggota dewan yang sudah menjalankan politik beli putus sudah putus tanggung jawabnya terhadap rakyat yang mereka wakili. Jadi buat apa kita perjuangkan lagi di sidang yang terhormat tersebut.
Sebuah lingkaran penyesatan yang terus tejadi dengan anak bangsa ini, hanya tinggal menunggu waktu kehancuran.

Penulis : Abi Zak

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siswi SMK Laporkan Kepala Sekolah Cabul

Lereng Merapi-Merbabu Dari Islam ke Kristen Lalu ke Islam Lagi

Wako Ismet Amzis Berminantu