Kemenag Akan Ukur Ulang Arah Kiblat

Kemenag Akan Ukur Ulang Arah Kiblat
Foto
Jakarta(Pinmas))--Kementerian Agama akan melakukan pengukuran ulang arah kiblat masjid dan mushalla. Pengukuran itu bukan sepenuhnya karena kesalahan serta tidak bisa digunakan untuk shalat, namun karena faktor teknologi, dan keterbatasan peralatan saat itu.
"Aparat Kementerian Agama akan melakukan pengukuran apabila ada permintaan dari pengurus masjid itu," kata Sekjen Kementrian Agama Bahrul Hayat Ph.D mewakili Menteri Agama saat membuka Sosialisasi Arah Kiblat Tingkat Nasional, Senin (15/3) di Jakarta.Kegiatan yang dikuti pimpinan ormas Islam dihadiri Dirjen Bimas Islam Nasaruddin Umar, dan Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Rohadi Abdul Fatah.
Bahrul mengungkapkan, sampai saat ini Kemenag belum melakukan verifikasi arah kiblat dari masjid dan mushalla di Indonesia yang jumlah mencapai 700 ribu masjid. "Secara bertahap, semua masjid di Indonesia akan dilakukan verifikasi arah kiblat. Caranya yang utama mengubah shaf, sedangkan yang akan membangun masjid supaya berkoordinasi dengan Kementrian Agama setempat," jelasnya.
Ia menambahkan, pengukuran ulang arah kiblat masjid maupun mushalla tidak dipungut biaya, karena semuanya sudah menjadi tanggungan Kementrian Agama. Disatu sisi, bagi masjid maupun mushalla yang belum diverifikasi arah kiblatnya, shalat saja seperti biasa. Sebab, kiblat yang ditetapkan oleh para ulama dan tokoh agama saat itu, sudah sesuai dengan kondisi ilmu falaq dan peralatan yang ada.
"Sekarang ini kemajuan zaman dan ilmu pengetahuan serta canggihnya peralatan, telah memberikan kemudahan kepada manusia untuk menentukan posisi yang tepat mengarah kearah Ka`bah," ujar Bahrul Hayat didampingi Dirjen Bimas Islam Nasaruddin Umar, dan Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Rohadi Abdul Fatah.
Untuk itu Sekjen Bahrul Hayat berpesan kepada masyarakat, agar tidak galau dalam melaksanaka shalat, hanya karena arah kiblat di masjid maupun mushalla di lingkungannya belum diubah. "Tidak ada masalah soal itu," tegasnya.
Menjawab pertanyasan ia menambahkan, dengan teknologi komputer dan satelit atau dengan yan paling sederhana, navigasi yang telah Allah SWT berikan sejak dahulu, yaitu matahari. Sebab pada tanggal 27 atau 28 Mei jam 16:18 WIB, dan 15 atau 16 Juli jam 16:28 WIB, posisi matahari tepat berada di atas Ka`bah. Sehingga bayang-bayang benda dipermukaan bumi pada jam tersebut, mengarah ke Ka`bah.
"Jika arah tersebut telah kita temukan, berdasarkan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka hasil tersebut merupakan ijtihad yang wajib dipergunakan,"ujarnya.
Menurut pengamatan Kementrian Agama lanjut Bahrul, arah kiblat masjid-masjid yang ada, terjadi beberapa masjid yang beda dari arah yang tepat. Perbedaan ini, dapat mencapai sekitar 20 derajat. "Kami berharap, nantinya masyarakat mau berkonsultasi dengan pihak Kementrian Agama setempat, untuk menentukan arah kiblat masjid yang hendak dibangun," pinta Bahrul seraya menambahkan nantinya pengurus masjid atau panitia pembangunan memperhatikan arah kiblat yang benar. (ks)
Diupload oleh TS (-) dalam kategori Umum pada tanggal 15-03-2010 00:00

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siswi SMK Laporkan Kepala Sekolah Cabul

Lereng Merapi-Merbabu Dari Islam ke Kristen Lalu ke Islam Lagi

Wako Ismet Amzis Berminantu