Video: Seruan Jihad Raja Faishal Melawan Penjajah Yahudi Bani Israel

 / Oleh  / Jihad / 0 Comments dan 0 Reactions
Video: Seruan Jihad Raja Faishal Melawan Penjajah Yahudi Bani Israel
Saat ini, mata manusia di dunia tertuju pada musibah kemanusiaan di Gaza, Palestina.Yahudi -untuk kesekian kalinya- membombardir Jalur Gaza. Kalaupun sekarang diadakan gencatan senjata, niscaya mereka akan melakukan serangan lagi jika ada kesempatan, atau “memanfaatkan” momen sebagian faksi Islam yang “gegabah” menyerang wilayah yang dikuasai Yahudi, sebagai alasan pembenaran Yahudi untuk menyerang balik kaum muslimin dengan lebih membabi-buta.
Membantu kaum muslimin yang tertimpa musibah (entah di Gaza ataupun di belahan bumi yang lain) adalah kewajiban setiap muslim, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Membantu sesama kaum muslimin, tidak selalu dengan ikut berangkat ke medan perang, tetapi bisa berupa bantuan donasi harta, tulisan, bahkan yang paling penting adalah doa. Aksi nyata penyampaian rasa simpati yang sesungguhnya, bukanlah dalam bentuk demonstrasi dan unjuk rasa di negeri sendiri, yang kadang justru merugikan kaum muslimin sendiri, karena jalanan menjadi macet, terjadi kerusuhan, dan tidak berdampak apa-apa pada saudara kita yang tertimpa musibah di negeri sana.
Cobalah renungkan! Jika Anda berdemonstrasi menuntut Presiden Amerika berhenti membantu negeri Bani Israel, ya mungkin saja aksi Anda akan dilihat dan didengar Presiden Amerika di kamarnya diWhite House. Akan tetapi, sangat mudah baginya untuk mengubah Channel TV, untuk menonton acara-acara TV lainnya. Artinya, ia menikmati acara-acara hiburan di TV, sedangkan Anda susah-susah berdemonstrasi yang justru membuat rusuh, macet, dan ketidaktertiban di negeri sendiri. Lalu, siapa yang rugi?
Raja Faishal benar-benar memberikan teladan dalam memimpin jihad sampai membuat gentar musuh-musuhnya. Karena khawatir krisis ini terus terjadi, Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon sampai turun tangan langsung. Ia segera mengunjungi Raja Faisal di negaranya pada bulanJuni 1974 dan memintanya menyerukan penghentian embargo minyak dan perang Arab VS Bani Israel.
Di dunia ini, salah satu negara yang paling aktif dalam memerhatikan kondisi Palestina adalah Saudi Arabia. Pada tahun 1973, Raja Saudi ketika itu,Faishal bin Abdil Aziz rahimahullah memimpin negara-negara Arab untuk melawan Yahudi Bani Israel. Alhamdulilllaah Allah ta’ala memberikan kemenangan di pihak Raja Faishal dan kaum muslimin di belakangnya. Kaum muslimin berhasil memukul mundur Bani Israel dari Shaina’. Tidak hanya itu, Raja Faishal juga melakukan embargo minyak  kepada negara-negara Barat. Akibatnya, industri dan transportasi di negara Barat menjadi kacau. Rakyat Amerika dan Eropa mengantri panjang untuk mendapatkan BBM. BBM dijatah seperti Indonesia pada masa krisis. Akibatnya Amerika terpaksa menghentikan sementara bantuannya kepada Bani Israel.
.
Dalam pidatonya yang sangat legendaris, Raja Saudi ini mengingatkan kaum muslimin agar tidak takut mati, karena kematian yang mulia dan utama adalah mati karena berjihad di jalan Allah.
Beliau juga mengingatkan bahwa kebangkitan Islam tidaklah dimasuki oleh kesukuan, kebangsaan, dan hizbiyyah (kepartaian), tetapi kebangkitan Islam digapai dengan dakwah islamiyyah, seruan jihad fi sabilillah dalam rangka membela agama dan aqidah kita.
Bahkan, dalam pidatonya tersebut, dengan lantang di hadapan hadirin, Raja Faishal menyampaikan doa kepada Allah agar jika dirinya mati, ia ingin mati sebagai syahid di jalan Allah.
Berikut ini cuplikan pidato “seruan jihad” Raja Faishal yang terkenal itu,

Saat ini, kita pun dihadapkan kembali dengan kebrutalan Yahudi. Namun, suatu hal yang sungguh aneh. Negara yang saat ini masih memberihan perhatian yang lebih pada Palestina, Saudi Arabia, justru dicela habis-habisan karena dianggap tidak memberikan kontribusi apa-apa.
Ketika agresi Yahudi tahun 2009 yang lalu, Raja Abdullah bin Abdul Azizhafizhahullah- menggalakkan kembali Program “Donasi Untuk Palestina”, walaupun sebenarnya sudah sejak lama dicanangkan. Rumah-rumah sakit ternama di pusat kerajaan Saudi  difokuskan untuk menangani korban luka-luka akibat serangan kaum Yahudi  tersebut. Bantuan berupa makanan, pakaian dan obat-obatan juga terus mengalir.
Kalangan ulama pun tidak tinggal diam. Baik  perseorangan maupun lembaga/organisasi. Syeikh Abdul Aziz Alu Syeikh (Mufti Besar Kerajaan Arab Saudi) dan Syeikh Abdurrahman As Sudais (Imam Masjidil Haram) mengecam dengan keras aksi serangan tersebut dalam khutbah  jum’at mereka. Mereka dan umumnya para khatib di Saudi tidak lupa mendo’akan  kaum muslimin Palestina secara khusus. Lajnah Daa’imah juga mengeluarkan  pernyataan dalam menyikapi tragedi di Jalur Gaza tersebut, dan masih banyak lagi  bentuk bantuan baik materi maupun moril/spirit.
Di sini, kami tidak bermaksud memuji-mujiSaudi atau mengajak kaum muslimin untuk fanatik terhadap negeri Saudi. Namun, point penting yang ingin kami sampaikan adalahjangan sampai karena hasutan musuh-musuh Islam yang mengadu-domba umat Islam, menjadikan kita justru memusuhi negara yang paling punya perhatian terhadap masalahPalestinaapalagi negara itu adalah saudara kita sendiri sesama muslim.
Di sini, kami tidak bermaksud memuji-muji Saudiatau mengajak kaum muslimin untuk fanatik terhadap negeri Saudi. Namun, point penting yang ingin kami sampaikan adalah jangan sampai karena hasutan musuh-musuh Islam yang mengadu-domba umat Islam, menjadikan kita justru memusuhi negara yang paling punya perhatian terhadap masalah Palestina, apalagi negara itu adalah saudara kita sendiri sesama muslim. Bersikaplah yang adil dan bijaksana dalam menilai segala sesuatu. Jangan sembarangan  menuduh tanpa bukti dan fakta. Mengapa kita disibukkan dengan menilai dan  mensifati orang lain dan lalai menilai diri kita sendiri?Mengapa kita tidak  berlomba-lomba melebihi Saudi Arabia dalam membantu korban kedzaliman Yahudi tersebut? Silahkan saja bandingkan antara Saudi Arabia dengan negara mana saja  dalam hal donasi untuk Program Peduli Palestina.
Saat ini, banyak individu atau kelompok organisasi Islam yang tidak realistis dalam menyerukan bantuan kepada Palestina. Bahkan, tidak sedikit yang justru mengolok-olok pemuda-pemuda muslim yang menyibukkan diri di kajian-kajian / majelis ilmu untuk mempelajari aqidah Islam dan sunnah-sunnah Rasulullah. Allahu musta’an!
أي نصر يرجى لأمة عند  صلاة الفجر نائمون وعند صلاة العصر لاعبون وعند صلاة  العشاء أمام المسلسلات  ساهرون.
“Kemenangan bagaimanakah yang kita harapkan akan terwujud bagi umat, bila ketika waktu shalat subuh tiba, mereka justru larut dalam tidur nyenyak? Bila shalat ashar tiba,  mereka justru hanyut dalam permainan? Dan bila shalat ‘Isya’ tiba, mereka justru asyik menonton sinetron?”
Maka, sebelum nanti kita benar-benar turun di medan perang, sibukkanlah diri-diri kita dengan majelis ilmu Islam. Bekalilah diri kita dengan bahasa pemersatu kita, bahasa Arab. Tinggalkanlah maksiat yang akan memperlemah kekuatan kita. Jauhilah kelompok-kelompok yang hanya bermodal semangat semata, tetapi tidak pernah peduli dengan masalah tauhid, aqidah, dan sunnah-sunnah Rasulullahshallalllahu ‘alaihi wa sallam. Jauhilah kelompok yang hanya menyibukkan diri dengan tuntutan penegakan khilafah, tetapi sangat lalai dengan kajian ilmu-ilmu dari kitab-kitab para ulama, bahkan perhatian untuk mempelajari bahasa Arab pun tidak ada.
Bagaimana mungkin umat Islam akan menang, jika umat Islam tidak mau mempelajari bahasa Arab, enggan bejalar agama dengan serius, enggan menghafal Al-Qur’an dan hadits serta enggan pula mengamalkan isinya?
Bagaimana mungkin umat Islam akan menang, jika mereka masih banyak terkubang dalam maksiat? Bintang-bintang sepakbola fasik adalah idolanya, industri Hollywood adalah hiburannya, dan lantunan musik kafir sebagai pengantar tidurnya?
Sadarilah! Wallahu musta’an ….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siswi SMK Laporkan Kepala Sekolah Cabul

Lereng Merapi-Merbabu Dari Islam ke Kristen Lalu ke Islam Lagi

Wako Ismet Amzis Berminantu