AKHLAK ISLAMI

E-mailPrintPDF



Definifsi akhlak
Secara Etimologi, Al-Akhlaq merupakan bentuk plural dari al-khuluq yang digunakan untuk mengistilahkan sebuah karakter dan tabiat dasar penciptaan manusia. Kata ini terdiri atas huruf kha-la-qa yang biasa digunakan untuk menghargai sesuatu.
Allah SWT berfirman, "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur." (QS. Al-Qalam: 4).
Akhlak mulia di dalam ayat ini, sebagaimana dikemukakan Ath-Thabari, bermakna tata krama yang tinggi; yaitu tata krama Alquran yang telah Allah tanamkan di dalam jiwa Rasul-Nya.
Secara Terminologi, Menurut Ibnu Taimiyah, akhlak berkaitan erat dengan iman, karena iman terdiri dari beberapa unsur berikut ini: pertama, berkeyakinan bahwa Allah adalah Sang Pencipta satu-satunya, Pemberi rezeki dan Penguasa seluruh  kerajaan. Kedua, mengenal Allah dan menyakini bahwa Dia yang patut disembah. Ketiga, Cinta kepada Allah melebihi segala cinta terhadap semua makhluk-Nya. Keempat, cinta hamba kepada Tuhannya akan mengantarkannya pada tujuan yang satu, yaitu demi mencapai ridha Allah SWT.
Akhlak islami
Akhlak islami adalah perilaku yang dilakukan untuk meraih kehidupan terbaik dan metode utama untuk berinteraksi dengn orang lain.
Dengan akhlak islami, perilaku manusia didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan. Perilaku ini ditujukan untuk kehidupan yang lebih baik.
Sebagian ulama berpendapat bahwa akhlak dalam perspektif Islam adalah sekumpulan asas dan dasar yang diajarkan oleh wahyu Ilahi untuk menata perilaku manusia.
Hal ini dalam rangka mengatur kehidupan seseorang serta mengatur interaksinya dengan orang lain. Tujuan akhir dari semua itu adalah untuk merealisasikan tujuan diutusnya manusia di atas muka bumi ini.
Tatanan akhlak dalam perspektif Islam bercirikan dua hal berikut ini:
1) Karakter Rabbani. Hal ini menjadi dasar yang paling kuat karena setiap detik kehidupan manusia harus berdasarkan atas hasratnya untuk berkhidmat kepada Allah melalui interaksinya dengan makhluk-Nya. Karena itu, wahyu dirilis sejalan dengan bentuk tatanan akhlak ini.
2) Karakter manusiawi. Jika dilihat dari sisi akhlak yang merupakan aturan umum dari dasar-dasar budi pekerti umum lainnya, manusia memiliki peranan dalam mementukan kewajiban tertentu yang khusus dibebankan kepadnya. Selain itu, ia memiliki peranan dalam mengenal perilaku manusia yang lain. Atas dasar inilah akhlak dpandang sebagai jiwa agama Islam. Rasulullah bersabda, "Kebajikan adalah akhlak mulia."
Dan sebaik-baik akhlak adalah akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Di dalam jiwa Rasulullah SAW merangkum banyak akhlak mulia, seperti sifat malu, mulia, berani, menetapi janji, ringan tangan, cerdas, ramah, sabar, memuliakan anak yatim, berperangai baik, jujur, pandai menjaga diri, senang menyucikan diri, dan berjiwa bersih.
Ibnu Qayyim menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW memadukan takwa kepada Allah dan sifat-sifat luhur. Takwa kepada Allah SWT dapat memperbaiki hubungan antara seorang hamba dan Tuhannya, sedangkan akhlak mulia dapat memperbaiki hubungannya dengan sesama makhluk Allah SWT. Jadi, takwa kepada Allah SWT akan melahirkan cinta seseorang kepada-Nya dan akhlak mulia dapat menarik cinta manusia kepadanya.
Hisyam bin Amir pernah bertanya kepada Aisyah RA tentang akhlak Rasulullah SAW. Aisyah menjawab, "Akhlak Nabi SAW adalah Alquran." (HR Muslim).
Sungguh, jawaban Aisyah ini singkat, namun sarat makna. Ia menyifati Rasulullah SAW dengan satu sifat yang dapat mewakili seluruh sifat yang ada. Memang tepat, akhlak Nabi SAW adalah Alquran.
Allah SWT berfirman, "...Alquran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus..." (QS. Al-Israa': 9).
"(Yang) memberi petunjuk kepada (jalan) yang paling lurus..." (QS. Al-Jinn: 2).
Akhlak beliau adalah Alquran; kitab suci umat yang disifati dengan firman Allah, "...tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 2).

diambil dari buletin Ar-Risalah yang diterbitkan oleh LBIPI (Lembga Bimbingan Ibadah dan Penyuluhan Islam)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siswi SMK Laporkan Kepala Sekolah Cabul

Lereng Merapi-Merbabu Dari Islam ke Kristen Lalu ke Islam Lagi

Wako Ismet Amzis Berminantu