ISLAM


Selasa, 18 Desember 2012, 10:58 WIB
caribbeanmuslims.com
  
Guyana, Rumah Nyaman Bagi Muslim (3)
Masjid Jama Queenstown di Guyana.
REPUBLIKA.CO.ID, Masjid tertua di Guyana adalah Masjid Jama Queenstown. 

Masjid ini didirikan oleh imigran dari Afghanistan saat pertama kali menginjakkan kaki di negeri ini. Bersama imigran asal India, mereka kemudian mendirikan permukiman di kawasan sekitar masjid. 

Mereka tinggal di sana dan membayar iuran untuk masjid. Dari masjid itu pula, para Muslim mendapat pendidikan. Bahkan, Guyana memiliki dua penghafal Alquran yang berasal dari keluarga "Khan". Keduanya tinggal di Clonbrook, di pantai timur Damerara.

Para pemuda Muslim di Guyana saat inipun giat belajar bahasa Arab, selain menggunakan bahasa nenek moyang mereka, bahasa Urdu. Bahasa Urdu merupakan campuran dari bahasa Arab, Turki, Persia, dan Sansekerta. 

Bahasa tersebut menjadi bahasa nasional India saat Dinasti Mughal yang beragama Islam menguasai India. Saat inipun bahasa Urdu masih populer di Asia Selatan sebagai bahasa umat Islam di kawasan tersebut.

Seperti halnya di Indonesia, kesenian kasidah pun ada di Guyana. Kasidah atau lagu-lagu pujian kepada Allah dan Nabi tersebut selalu disenandungkan pada perayaan hari-hari besar Islam.

Akrab dengan Timur Tengah

Setelah kemerdekaan Guyana pada  1966, hubungan diplomatik mulai terjalin dengan berbagai negara dunia, termasuk negara-negara Timur Tengah. Sejarah mencatat, banyak pemuda Muslim Guyana yang merantau ke Arab Saudi, Mesir, dan Libya untuk belajar teologi Islam dan bahasa Arab.

Pada  1977, perwakilan Libya pun berkunjung ke Guyana. Beragam kegiatan komunitas Muslim, khususnya pemuda, diperkenalkan di negara tersebut. Sejumah beasiswa pun diberikan kepada pemuda Muslim Guyana untuk belajar di Libya. Inilah yang menjadi cikal-bakal berdirinya GIT hingga menjadi organisasi Islam terbesar di Guyana saat ini.

Tak berhenti di Libya. Pada 1979, Guyana memulai hubungan hangatnya dengan Iran. Hubungan kedua negara makin rekat sejak Iran memutus hubungan dengan Israel dan Afrika Selatan pada 1979. Bersama Iran, Guyana kemudian menentang keras zionis Israel dan menyebutnya sebagai gerakan rasisme.

Tak hanya dengan Libya dan Iran, Guyana pun menjalin persahabatan dengan Suriah, Kuwait, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Lebanon. Hubungan erat dengan berbagai negara Timur Tengah ini memungkinkan Guyana meningkatkan kondisi masyarakat Muslim. 

Berbagai perguruan tinggi Islam pun kemudian didirikan. Dari perguruan tinggi Islam ini kemudian lahir para imam dan ahli agama. Dari merekalah, Muslim Guyana belajar dan mendalami Islam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siswi SMK Laporkan Kepala Sekolah Cabul

Lereng Merapi-Merbabu Dari Islam ke Kristen Lalu ke Islam Lagi

Wako Ismet Amzis Berminantu