Merintis Usaha Dengan Metode Angka Ganjil…

Sekian tahun belajar usaha untuk diri saya sendiri dan melatih ribuan orang dalam berbagai  latar belakang, Alhamdulillah akhirnya saya menemukan cara yang mudah dan efektif untuk membantu menyiapkan lahirnya para entrepreneur-entrepreneur muslim yang baru. Cara mudah ini saya sebut Metode Angka Ganjil, karena menggunakan semua angka ganjil dari 1 sampai 9. Berikut adalah aplikasinya.

Pertama kita tahu angka ganjil 1 sampai 9 itu adalah 1,3,5,7 dan 9. Tetapi untuk urusan penyiapan para entrepreneur baru ini angka tersebut saya acak menjadi 1,7,9,5 dan 3 sesuai urutannya dalam proses merintis usaha.

Angka 1

Sebelum memulai usaha, muslim yang akan terjun ke usaha perlu diingatkan dengan tujuan hidupnya. Usaha bukan tujuan, usaha hanya sarana untuk beribadah kepadaNya sebagaimana ayat : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS 51:56).

Ini perlu awal sekali diingatkan kepada kita para (calon) pengusaha muslim, agar dalam perjalanannya nanti usaha kita tidak malah menjauhkan kita dari jalan Allah – usaha kita harus menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepadaNya.  Dalam situasi kesibukan apapun kita hendaknya tidak dilalaikan dari mengingat Allah dan mencari ridlo-Nya semata karena untuk itulah kita diciptakan.

Dengan mengingat angka 1 (satu) yaitu Allah – karena hanya Allah-lah Yang Esa, maka peluang untuk memperoleh rizki yang tanpa batas itu akan terbuka sebagaimana janjiNya melalui ayat-ayat berikut :

Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi guncang. (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS 24 : 37-38).


Angka 7

Usaha apa yang paling cocok untuk diri kita adalah usaha yang sesuai dengan kehendak Allah – karena kehendakNyalah yang pasti terjadi, numpang dengan kehendakNya adalah cara yang mudah untuk memperoleh keberhasilan dalam usaha kita.

Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa mengetahui kehendakNya ini ?, pendekatan angka 7 itulah yang kita gunakan untuk ini. Saya menyebutnya 7 I yaitu Iqra’ (membaca yang tertulis maupun yang tidak tertulis di alam) , Intelligent(mengolah dengan cerdas hasil bacaan kita), Intuisi ( kemampuan mengambil keputusan /langkah meskipun data/informasi belum lengkap), Ilham (mengikuti ilham yang mengarah ke ketakwaaan dan bukan yang mengarah kepada kefajiran), Inisiasi (berani memulai untuk benar-benar berbuat), Istiqomah (terus berjuang meskipun banyak tantangan dan halangan) dan InsyaAllah (menyadari bahwa hanya kehendak Allah-lah yang akan terjadi sehingga sejak I yang pertama yaitu Iqra’ – yang sesungguhnya kita usahakan untuk bisa membacanya adalah membaca kehendak Allah ini).

Mengenai 7 I ini pernah saya tulis di situs ini dalam tulisan tersendiri tanggal 21 Agustus 2010.


Angka 9

Untuk bisa mengimplementasikan 7 I tersebut kita butuh suatu alat yang di dunia bisnis disebut Business Plan, bila telah benar-benar dijalankan sesuai rencana – Business Plan ini akan menjadi Business Model nantinya.

Business Plan atau Business Model (bila sudah jalan) ini saya menggunakan angka 9, yaitu sembilan pertanyaan dasar yang harus bisa dijawab sebelum seseorang mulai suatu usaha. Sembilan pertanyaan tersebut adalah :

1.     Customer Segment - siapa pasar yang akan dituju atau dilayani ?
2.     Distribution Channel – melalui saluran apa target pasar tersebut akan dijangkau ?
3.     Customer Relationship – Dengan cara apa pasar yang terbentuk nantinya dipelihara ?
4.     Value Proposition – Apa yang sesungguhnya kita akan tawarkan ke pasar kita ? apa yang mebedakan tawaran kita dengan tawaran pesaing yang sudah ada ?
5.     Key Assets – aset-aset apa yang kita butuhkan untuk bisa memproduksi barang atau memberikan layanan di no 4 ?
6.     Key Activities – proses kerja seperti apa yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau memberikan layanan di no 4 ?
7.     Key Partners – siapa-siapa mitra utama yang kita butuhkan agar produk barang atau jasa yang kita tawarkan di no 4 bener-bener bisa di deliver ?
8.     Cost Structure – Biaya-biaya apa yang akan menjadi beban usaha kita secara keseluruhan ?
9.     Revenue Structure – dari mana usaha kita akan mendapatkan pemasukan ? berapa besar dan kapan ?

Mengenai Sembilan pertanyaan yang harus  bisa dijawab dengan tuntas tersebut juga sudah pernah saya tulis melalui tulisan tanggal 18 Mei 2011.


Angka 5

Asumsinya kita sudah siap dengan Business Plan yang mating-mating( bahasa jawa yang artinya bener-bener siap), tetapi tidak ada salahnya untuk test ulang apakah usaha yang kita rencanakan ini memang bener-bener ‘killing’ (istilah anak muda sekarang untuk sesuatu yang hebat). Untuk Business Plan yang ‘killing’ setidaknya harus memenuhi 5 persyaratan berikut ;

1.     Value dan values – meskipun untung belum tentu diperoleh di awal-awal usaha, tetapi apakah usaha kita tersebut adalah suatu proses penciptaan nilai (value creation) dari awal ? Apakah ada nilai-nilai (values) yang layak diperjuangkan – ibaratnya sampai mati-pun kita rela melakukannya ?
2.     Profitability – apakah suatu usaha akhirnya akan bener-bener bisa untung ?, kapan ?, berapa ?
3.     Competitive Edge – Apakah usaha kita unique, seberapa mudah ditiru orang ? bagaimana keunggulan kita bisa kita pertahankan dalam jangka panjang ?
4.     Scalability – Apakah usaha kita bisa terus diperbesar ? adakah kendala untuk scale-up-nya ?
5.     Sustainability – Apakah usaha yang akan kita bangun akan bisa bertahan dalam berbagai situasi jaman yang akan dihadapi ? apa ancaman terbesarnya ?, bagaimana mengatasinya ?


Angka 3


Asumsinya Business Plan kita sudah lolos dalam semua pengecekan dan tes tersebut di atas, kini tinggal eksekusi saja – tetapi masih ada satu ganjalan yaitu modal. Dari mana kita bisa memodali usaha kita ?

Modal terbaik haruslah bebas riba , maisir (perjudian/spekulasi) dan gharar (penipuan), dalam bentuk akad-akad permodalan syariah yang diterapkan pada tahapan business yang sesuai.

Insyaallah selalu ada bentuk akad yang tepat pada masing-masing dari 3 tahapan business.

1.     Ketika usaha masih berada di Death Valley – permodalan yang paling sesuai adalah syirkah karena pada tahap ini resiko sangat tinggi (maka disebut lembah kematiannya para calon pengusaha). Dengan syirkahmasing-masing mitra terlibat dengan modal dan juga tenaga. Mereka tidak saling menyalahkan bila usaha tidak berjalan sebagaimana yang direncanakan.
2.     Ketika usaha sudah berhasil melalui Death Valley dan memasuki tahap Recovery – usaha belum mencapai titik Break Even Point (BEP) tetapi sudah menuju kesana, maka suatu usaha itu sudah menunjukkan arah yang benar. Sudah bisa memproduksi produk yang direncanakan berupa barang atau jasa.  Pada tahap ini usaha bisa memperoleh modal dari para calon pengguna produknya, yaitu modal kerja melalui akad Salamatau Istishna’ (pembelian dengan penyerahan kemudian atau pembelian dengan pesanan).
3.     Ketika usaha sudah memasuki tahap Maturity, usaha sudah untung dan melewati BEP, usaha sudah pengalaman melalui masa-masa sulit di Death Valley dlsb. maka usaha sudah bisa melibatkan pemodal dari masyarakat awam yang tidak tahu menahu tentang dunia usaha kita. Modal dari masyarakat awam ini bisa diperoleh melalui jalur Sukuk, bisa Sukuk MudharabahSukuk Ijarah atau lainnya.

Modal yang tepat – yang merupakan keping terakhir dari big picture puzzle rintisan usaha - untuk masing-masing tahapan usaha ini juga sudah pernah saya bahas melalui tulisan di situs ini dua pekan lalu,  tepatnya tanggal 10 November 2012.

Maka dengan lima langkah angka ganjil 1,7,9,5,3 ini insyallah kita bisa well prepared sebelum benar-benar terjun. Setelah persiapan dan kerja maksimal kita tempuh, tinggal domain Allah-lah yang menentukan hasilnya.

Metoda Angka Ganjil ini tersedia pula dalam bentuk class maupun field training, mulai dari pelatihan ½ hari, satu hari, dua hari, tiga hari – sampai coaching and mentoring yang tidak dibatasi waktunya. Untuk sementara hanya diberikan dalam kelompok dengan minimal peserta 15 orang ( ganjil juga karena akan dibagi dalam 3 sub kelompok @ 5 orang). Silahkan kontak kami bila berminat !.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siswi SMK Laporkan Kepala Sekolah Cabul

Lereng Merapi-Merbabu Dari Islam ke Kristen Lalu ke Islam Lagi

Wako Ismet Amzis Berminantu