Swedia Kerusuhan, 30 Mobil Dibakar

Swedia Kerusuhan, 30 Mobil Dibakar

Swedia Kerusuhan, 30 Mobil Dibakar
net
TRIBUNNEWS.COM, STOCKHOLM - Ratusan pemuda di kawasan imigran miskin di pinggiran ibu kota Swedia, Stockholm, Selasa (21/5/2013) malam, membakar sejumlah mobil dan menyerang polisi dalam sebuah kerusuhan terburuk di Swedia dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam kerusuhan yang sudah berlangsung tiga hari itu, sebuah pos polisi di kawasan Jakobsberg diserang, dua sekolah dirusak, serta sebuah pusat seni dan kerajinan tangan dibakar.
Kerusuhan terus terjadi meski Perdana Menteri Fredrik Reinfeldt mengimbau agar warga menahan diri dan tidak melanjutkan aksi anarkistis.
Kerusuhan di salah satu kota terkaya di Eropa itu mengejutkan negeri yang selalu bangga dengan reputasinya yang mampu menjaga keadilan sosial untuk warganya.
Kejadian ini sekaligus memicu pertanyaan tentang kemampuan Swedia mengatasi masalah pengangguran dan membanjirnya imigran.
"Sebanyak 30 mobil dibakar dalam peristiwa yang kami kaitkan dengan aksi geng pemuda dan kriminal," kata juru bicara Kepolisian Stockholm, Kjell Lindgren, Rabu (22/5/2013).
Lidgren menambahkan, delapan orang ditahan dalam kerusuhan sepanjang Selasa malam, tetapi sejauh ini belum diperoleh kabar jatuhnya korban.
Kerusuhan ini tampaknya dipicu tewasnya seorang pandai besi berusia 69 tahun di tangan polisi di Husby, pinggiran Stockholm, belum lama ini. Kejadian ini kemudian memicu tudingan kebrutalan polisi.
"Setiap orang harus tetap bersikap tenang," imbau Perdana Menteri Reinfeldt.
Setelah beberapa puluh tahun mempraktikkan kesejahteraan ala Swedia yang sangat berlimpah, pada dekade 1990-an, Pemerintah Swedia mulai mengurangi peran negara.
Langkah ini dengan cepat menciptakan kesenjangan ekonomi di kalangan rakyatnya.
Meski standar hidup rata-rata orang Swedia masih merupakan salah satu yang tertinggi di Eropa, pemerintah gagal menyelesaikan masalah pengangguran pemuda dan kemiskinan.
Dua masalah besar ini yang kemudian membuat kondisi komunitas imigran di Swedia semakin buruk. Selain itu, kerusuhan ini menjadi alasan bagi partai anti-imigran Demokrat Swedia mengapungkan kembali isu-isu anti warga asing.
Untuk urusan imigran, di antara 44 negara maju, Swedia menjadi negara penerima imigran terbesar keempat. Bahkan, jika dilihat dari populasi penduduknya, Swedia menjadi penerima imigran terbesar kedua di dunia. (Reuters/Kompas.com)
Editor: sanusi
Sumber: Kompas.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siswi SMK Laporkan Kepala Sekolah Cabul

Lereng Merapi-Merbabu Dari Islam ke Kristen Lalu ke Islam Lagi

Wako Ismet Amzis Berminantu