40 Meter Dari Pagar Zionis

 
Jika seseorang mendekat hingga 13 meter dari kawat tentara Zionis akan menembak kaki
 
Hidayatullah.com | SahabatalAqsha.com--Jika sebelumnya hidayatullah.com dan tim Sahabat Alaqsha berlayar mencicipi batas laut Gaza yang bertambah usai perang, kali ini hidayatullah.comberkunjung ke daerah pertanian yang berbatasan dengan pagar kawat berduri Zionis.
Wilayah itu bernama kawasan pertanian Jabaliya Timur di bagian utara Jalur Gaza. Sebelum perang 8 hari di bulan November lalu, petani Gaza hanya boleh mendekat sekitar 2 kilometer dari pagar.  Helikopter Apache, pesawat tempur F16, pesawat tanpa awak Israel mengintai siang dan malam.
Ahmad, 24 tahun, seorang Arab Badui petani setempat mengatakan, dulu serdadu-serdadu Israel bercokol dengan tank beberapa puluh meter saja dari rumahnya.
"Mereka menembaki kambing kami tanpa alasan," kata Ahmad yang rumahnya berjarak sekitar 1 kilometer dari pagar kawat Zionis ini.
Usai perang yang memaksa Zionis menerima syarat-syarat gencatan senjata, luas lahan pertanian di daerah perbatasan yang boleh digarap petani Gaza bertambah sekitar 500 meter - 1 km ke timur dan memanjang  sekitar 50 km dari Bait Hanun di utara hingga Rafah di selatan.
Ahmad mengaku, usai perang dia bisa leluasa menggarap lahan gandum miliknya yang seluas 5000 meter persegi. Dari kejauhan, hidayatullah.com juga melihat seseorang sedang mengembala kambing sangat dekat dengan pagar kawat Zionis.
Dari rumah Ahmad, hidayatullah.com diajak mendekat hingga jarak sekitar 500 meter dari pagar. Suara pesawat tempur terdengar jelas hilir mudik namun tak tampak. Pagar kawat setinggi sekitar 2,5 m membentang dari utara ke selatan.
Di balik pagar itu ada jalan tak beraspal yang nampak sudah dikeraskan dan ladang gandum yang masih muda berwarna hijau membentang. Di baliknya lagi ada pemukiman yang dirimbuni pepohonan, bangunan-bangunan militar dan menara pengawas.
Surya Fachrizal bersama anak-anak Palestina di Jabaliya Timur 
Sesekali mobil jip Hummer milik militer Zionis hilir mudik. Sebuah tank berwarna coklat tua merayap di jalan tak beraspal itu ke arahselatan. Suaranya seperti mesin diesel generator listrik ukuran jumbo.
Beberapa Hummer dengan warna serupa berlari kencang melewati tank tersebut.
Sesekali juga terdengar suara peluru yang menyalak dari sebuah senapan mesin. Kadang terdengar satu-satu, kadang bisa berentet dua hingga tiga dari arah wilayah Zionis.
Namun, seorang polisi setempat yang menemani hidayatullah.com tetap tenang.  Dia bahkan mengajakhidayatullah.com menuruni lahan landai yang baru dibajak dan tarus mendekat ke arah pagar. Hingga tiba di sebuah garis dari tumpukan tanah yang sejajar denga sebuah batu besar di sebelah selatan, sang polisi berhenti.
"Saat ini, jarak kita denga pagar 40 meter," katanya.
Katanya, jika seseorang mendekat hingga ke wiliyah 13 meter dari kawat tentara Zionis akan menembak kaki orang tersebut.
Semakin sore, orang yang berkunjung ke tempat ini semakin banyak. Ada yang dengan sepeda motor, bahkan ada pula yang datang sekeluarga dengan mengendarai mobil besar tipe 4x4 WD.
Hidayatullah bertanya kepada Ahmad, sang petani Arab Badui tadi. Apakah rasa aman ini mungkin didapat tanpa melakukan perlawanan kepada Zionis. "Tidak, tidak mungkin," katanya.*


Rep: Surya Fachrizal Ginting
Red: Cholis Akbar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siswi SMK Laporkan Kepala Sekolah Cabul

Lereng Merapi-Merbabu Dari Islam ke Kristen Lalu ke Islam Lagi

Wako Ismet Amzis Berminantu