Kebangkitan Bangsa Indonesia

Kebangkitan Bangsa Indonesia

Semangat dan berani tentukan target


Dalam beberapa wawancara, pelatih nasional tim sepakbola U-19 tahun, Indra Sjafri menegaskan bahwa kunci kemenangan timnya adalah karena anak asuhnya tak mau martabatnya diinjak-injak bangsa lain. Kata-kata ini membakar semangat semua pemain Indonesia. Maka, yang terjadi, mereka tampil dengan percaya diri dan semangatnya menggerus Korea Selatan 3-2. Tak ada lagi cerita Korea sebagai dedengkot sepak bola Asia tak bisa dikalahkan.

Masih menyoal Korea. Terus terang harus diakui, bila dahulu negeri ginseng ini berada di bawah bayang-bayang Jepang tapi sekarang, sejajar. Dalam sejarah, pada era 1910-1940-an, Korea berada di bawah kekasiran Jepang. Namun, setelah Jepang menyerah pada sekutu 1945, negeri ginseng berbenah. Ada satu semangat di dada orang Korea, bahwa mereka tidak kalah dari Jepang.

Masa "turning point" itu terjadi di sepak bola. Pada Piala Dunia 2002 yang digelar di Korea-Jepang, Timnas Korea menembus semifinal (4 besar) - prestasi tertinggi sepanjang sejarah mereka -, sedang Jepang cuma putaran kedua. Momentum itu dijadikan bekal orang Korea, bahwa mereka lebih baik dari Jepang.

Hari-hari ini, kita bisa merasakan serbuan barang-barang Korea. Bahkan Samsung dan LG adalah mimpi buruk bagi Jepang. Barang-barang itu mulai digemari remaja Jepang. Tak pelak banyak industri Jepang goyah dan Toshiba, Sharp, Panasonic, Sony mengumumkan kinerja keuangannya yang anjlok. Bahkan beberapa sudah merumahkan karyawannya. Samsung bahkan bukan sekadar mimpi buruk Jepang, tapi mendunia dan diperhitungkan Apple, serta sudah membunuh Nokia dan Sony Ericcson.

Dua contoh itu menunjukkan, bahwa mental yang kuat, personality yang jelas, ditambah semangat menjadi lebih baik pantang menyerah, adalah modal yang kuat bagi siapapun untuk membangun cita-cita. 

Dalam setiap kehidupan atau membuka usaha - karena bisnis dan kehidupan sering berkaitan - maka diperlukan cita-cita. Target usaha atau kehidupan Anda itu mau jadi apa dan kemana? Dengan itulah akan jelas langkah (career path) ke depannya harus ngapain. Dan, untuk itu sering harus menghadapi risiko. Tinggal Anda termasuk yang berani mengambil risiko (risk taker) atau menghindar (risk avoider).

Penulis kemudian ingat dengan almarhum William Soeryadjaya, pendiri Grup Astra Internasional. Lelaki yang dilahirkan tahun 1922 dari desa Madjalengka dan sejak usia 12 sudah yatim itu, dikenal pekerja keras. Berusaha sejak muda, tak lupa menuntut ilmu sampai ke Belanda, dan terus menerus tak kapok untuk berusaha. Sampai akhirnya membuat bisnis dengan nama Astra Internasional Inc., meski usahanya diawali dengan menjadi pedagang minuman dn hasil bumi. 

William sengaja memberikan nama internasional di bisnisnya, karena visinya adalah : Perusahaan ini ke depan harus menjadi pemain internasional. Hasilnya, kita bisa melihat sendiri gurita bisnis grup Astra di dalam negeri yang mencapai ratusan dan juga di luar negeri. 

Target itu bagai sebuah mimpi. Bisa juga sebagai janji hati. Dengan target itulah, kita akan jelas menentukan langkah. Kalaupun targetnya terpaksa harus menentukan nama "musuh" utama yang harus dituju, tak usah takut. Dengan demikian, jelas kemauannya.

Kalau anda mau membuat website pencari, maka jangan takut untuk pasang target mengalahkan Google. Kalau tidak sekarang, waktu mendatang. Pada saatnya akan tiba. Ketika manajemen Maskapai Lion Air bertekad menjadi yang terbesar mengalahkan Garuda sekalipun, ternyata saat ini bukan isapan jempol. Dengan jumlah jangkauan yang luas, jumlah armada yang banyak, Lion menjadi kebanggan dan bisa menghalai AirAsia dari Malaysia.

Kata orang, pasanglah target setinggi mungkin. Dari yang realistis sampai tidak sekalipun. Mimpi harus setinggi langit. Sebab, kalaupun jatuh, toh masih nyangkut di pohon atau atap. Notabene, masih di atas.

Ada beberapa hal yang mungkin Anda bisa manfaatkan bila ingin membuka usaha/jasa -- siapa tahu bisa membantu. Antara lain, (1) Target pasarnya harus jelas, (2) Strateginya kudu fokus, (3) Brand/merknya harus jelas teridentifikasi, dan (4) Pesan yang disampaikan tepat (sesuai).

Target pasar jelas adalah Anda harus menentukan siapa yang akan disasar. Apakah untuk anak muda atau orang tua, kelas mewah atau menengah ke bawah, untuk laki-laki atau perempuan. Untuk retail atau perusahaan (B2C atau B2B).

Dengan target yang jelas, Anda bisa menentukan fokus yang harus dijalankan. Dalam hal fokus ini di tengah jalan sering ada godaan, sehingga mengerjakan sesuatu di luar fokus utama. Semakin fokus, semakin tajam kemampuan perusahaan Anda.

Brand/merk yang mudah teridentifikasi ini bagaikan jenis kelamin. Kalau tidak jelas cewek-atau cowok misalnya, akan membingungkan. Untuk itu, pesan yang disampaikan dalam menawarkan produk harus pas. Kalau salah, nanti tidak sesuai sasaran.

Coretan ini, barangkali cuma pelengkap saja. Sebagai bagian pembelajaran. Namun, lebih dari itu, bahwa di atas segalanya, target utama harus ditentukan. Agar Anda bisa meraih sukses. Jangan mau kualitas dan kompetensi Anda dipandang sebelah mata oleh pihak lain.

Jadi, apakah Anda sudah menentukan target? Kalau sudah, siapakah sasaran "tembak" bisnis Anda?

(merdeka.com)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siswi SMK Laporkan Kepala Sekolah Cabul

Lereng Merapi-Merbabu Dari Islam ke Kristen Lalu ke Islam Lagi

Wako Ismet Amzis Berminantu