KORBAN GAME


Anak usia 11 tahun dibunuh karena game Dota
Tidak peduli seberapa marah Anda, melakukan kekerasan terhadap orang lain hanya karena game adalah hal yang tidak dibenarkan, apalagi sampai merenggut nyawa seseorang.
Namun, itulah yang terjadi beberapa hari lalu di Malolos, Bulacan, Filipina, ketika seorang pemuda berusia 16 tahun membunuh seorang anak laki-laki berusia 11 tahun.
Sebuah laporan dari ABS-CBN News menyatakan bahwa polisi meyakini penyebab pembunuhan berkaitan dengan hacking yang dilakukan pada “akun online Dota“. Korban terakhir terlihat bersama dengan tersangka hari Minggu siang, tanggal 23 Februari. Tersangka awalnya membantah pernah melihat anak laki-laki tersebut, tapi celana pendek bernoda darah yang dipakainya dan jejak darah yang menuju ke rumahnya menjadi bukti kuat untuk melawan sangkalannya.
(Baca juga: Kegilaan bermain game di China: Anak usia 15 tahun membunuh ibunya sendiri dan kemudian terus bermain)
Jika hacking game memang menjadi penyebab pembunuhan itu, maka game yang dipersoalkan tersebut bisa jadi adalah Dota 2. Tidak seperti item dalam MMORPG lain, item in-game di Dota 2 tidak benar-benar memberikan gamer keuntungan apapun selain terlihat keren. Namun, beberapa orang menjual barang-barang langka di game untuk mendapat uang. Ini bukan pertama kalinya kamimendengar koleksi item game mengakibatkan kekerasan dan pembunuhan, tetapi tidak peduli seberapa banyak uang yang dicuri atau hilang, hal tersebut masih belum cukup untuk menjadi alasan bagi siapapun untuk merenggut nyawa orang lain.
Pembunuhan tersebut terjadi di sebuah tempat konstruksi di belakang rumah korban, dimana ia ditemukan meninggal dengan 40 luka tusukan di tubuhnya. Sebuah kasus pembunuhan telah diajukan, dan karena tersangka masih di bawah umur, ia berada di bawah penahanan Departemen Kesejahteraan Sosial dan Pengembangan (DSWD).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siswi SMK Laporkan Kepala Sekolah Cabul

Lereng Merapi-Merbabu Dari Islam ke Kristen Lalu ke Islam Lagi

Wako Ismet Amzis Berminantu