Bank Syariah

Rusia mencari celah sumber pendanaan baru

Dream - Sanksi ekonomi negara barat kepada Rusia tak membuat negara ini takluk. Bekas negara Uni Soviet ini justru mulai mengalihkan perhatiannya pada keuangan syariah guna memperluas sumber pendanaan perusahaan lokal.
Sektor perbankan syariah Rusia memang masih dalam tahap memulai. Namun 20 juta muslim yang tinggal di negara tersebut diprediksi akan menjadi sumber pendanaan potensial, selain dana dari negara-negara Islam.
Keuangan syariah telah menjadi sumber pendanaan utama di beberapa pemerintah dan perusahaan selama beberapa tahun terakhir. Bahkan negara-negara non-muslim seperti Inggris dan Afrika Selatan menerbitkan debut obligasi syariah (sukuk) mreka tahun lalu.
Namun, Uni Eropa dan Amerika Serikat sedang berusaha untuk memotong dana luar negeri perusahaan-perusahaan Rusia sebagai imbas dari dukungan Moskow terhadap pemberontak di timur Ukraina.
Akibatnya, bank-bank di Timur Tengah dan Asia Tenggara yang merupakan pasar utama untuk utang syariah, menjadi waspada karena takut terlibat dalam sanksi.
Tak takluk dengan kondisi ini, sejumlah bank Rusia berencana membentuk sistem keuangan syariah sendiri. 
Vnesheconombank (VEB), salah satu bank pemerintah yang menjadi target sanksi Barat, sedang mencari bantuan dari Timur Tengah dalam membangun sistem keuangan syariahnya. "VEB sedang melakukan diversifikasi instrumen pembiayaan infrastruktur, dan alat keuangan syariah adalah salah satunya," kata juru bicara VEB seperti dikutip laman Zawya, Rabu, 11 Februari 2015.
Namun ide ini tak sepenuhnya berjalan mulus. Pelaku industri keuangan Rusia harus menghadapi masalah terkait regulasi. 
Sejak Oktober lalu, Asosiasi Bank Rusia sebetulnya telah meminta bank sentral untuk membantu mengembangkan keuangan syariah. Mereka mengusulkan bank sentral mengadopsinya sebagai hukum federal khusus.
Para pembuat kebijakan di Rusia terus mempelajari peraturan keuangan syariah. Sayangnya, proses pembahasan ternyata masih dalam tahap awal. 
"Hal ini belum jelas kapan aturan baru akan disusun," ujar Juru Bicara Bank Sentral Rusia. 
Bank sentral Rusia dapat belajar dari bekas republik Soviet seperti Azerbaijan, Kyrgyzstan dan Kazakhstan. Ketiga negara tersebut semuanya telah menyusun undang-undang baru untuk mengatur perbankan syariah.
Bahkan tanpa kerangka peraturan syariah, sektor perbankan Rusia telah menunjukkan beberapa penawaran keuangan syariah meski dalam skala kecil. AK BARS Bank, bank dengan aset terbesar ke-18 di Rusia, telah meningkatkan aset gabungan menjadi US$ 160 juta melalui dua pinjaman sindikasi syariah sejak 2011 dan terbuka untuk pasar untuk ketiga kalinya.
"Kami akan terus bekerja ke arah ini, memperluas diversifikasi pendanaan," kata Elina Khayrullina, pejabat di AK BARS Bank.
Sukuk yang diterbitkan pemerintah lokal atau regional sangat diperlukan untuk mendorong penerbitan oleh perusahaan-perusahaan Rusia lainnya. "Secara umum, sukuk mungkin menjadi pilihan bagi perusahaan-perusahaan Rusia karena sudah ada benchmark di tingkat negara bagian atau regional," kata dia. (Ism) [dream.co.id]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siswi SMK Laporkan Kepala Sekolah Cabul

Lereng Merapi-Merbabu Dari Islam ke Kristen Lalu ke Islam Lagi

Wako Ismet Amzis Berminantu